Rabu, 18 April 2018

laporan teknik pindah tanam (transplanting)



BAB II
PINDAH TANAM (TRANSPLANTING) PADI DENGAN BERBAGAI JUMLAH BIBIT

A.      Waktu Pelaksanaan Praktikum
Hari          : Selasa
Tanggal    : 7 Maret 2017
Waktu      : pukul 10.00 WIB s.dselesai
Tempat    : Kebun Percobaan Wedomartani, Ngemplak, Sleman,Yogyakarta.

B.       Tujuan
            Mengukur tingkat keberhasilan transplanting dan pertumbuhan bibit.

C.      Pendahuluan
1.         Latar Belakang
Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berusaha memenuhi kebutuhan primer yaitu makanan. Padi merupakan tanaman yang paling penting karena merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat di negara Indonesia. Seiring dengan terus bertambahnya jumlah penduduk yang sangat pesat maka kebutuhan terhadap pangan akan bertambah pula, namun produksi beras terus menurun akibat alih fungsi lahan pertanian untuk tempat tinggal masyarakat. Pemindahan tanaman setelah disemaikan dan jumlah penanaman tiap satu lubang itu sangat penting karena akan mengoptimalkan pertumbuhan tanaman padi yang akan ditanam agar dapat mendapat keuntungan dari hasil panen yang maksimal. Perlu dilakukannya pindah tanam (transplanting) setelah semai karena semakin besar atau tumbuh tamanan padi pasti kebutuhan terhadap nutrisi dan penyinaran cahaya matahari sudah semakin banyak, maka perlu dipindah pada media yang lebih besar.  Hal tersebut dilakukan agar tanaman padi tercukupi kebutuhannya sehingga petani mendapat hasil yang maksimal.
2.         Tinjauan Pustaka
Transplanting adalah pindah tanam dari tempat pesemaian/pembibitan ke lahan yang sudah dipersiapkan sebelumnya sebagai media tanam tanaman tersebut. Padi sawah umumnya ditanam dengan cara pindah tanam melalui persemaian atau dengan cara ditaburkan secara langsung (Pitojo, 1997).
Bibit padi sawah siap untuk pindah tanam apabila sudah memiliki organ tanaman yang lengkap.Umur bibit merupakan komponen yang paling penting dalam pertumbuhan dan produksi yang tinggi dan dapat mempengaruhi jumlah anakan padi (Vergara, 1985).
Padi (Oryza sativa L) dalam sistematika tumbuhan diklasifikasikan kedalam (Baraya, 2012):
Kingdom           : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom      : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi      : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisi                : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
Kelas                 : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas          : Commelinidae
Ordo                  : Poales
Famili                : Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus                : Oryza
Spesies              : Oryza sativa L.
Pada tanaman padi (Oryza sativa L.), tanam pindah seharusnya dilakukan pada saat  bibit masih berumur muda, dapat 10 hari setelah sebar (10 HSS), 15 HSS, atau 21 HSS agar  pembentukan anakan menjadi lebih optimal. Indikator bibit siap untuk ditanam adalah apabila daun tanaman sudah mencapai empat helai. Pindah tanam yang terlalu lama (tanaman  berumur lebih dari 21 HSS) menyebabkan tanaman menjadi tumbuh secara tidak optimal yang pada akhirnya dapat menurunkan hasil tanaman.
Dalam melakukan transplanting padi ada faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi tingkat keberhasilan tranplanting.  Dalam faktor internal ada umur bibit sewaktu pindah tanam, gen, zat unsur hara. Kemudian dalam faktor eksternal adalah lahan yang digunakan apakah cocok dengan tanaman yang akan di lakukan pindah tanam (Meta, 2006).
Menanam dengan bibit muda ( sekitar 7-8 hss) sudah siap diterjunkan di sawah.Bibit muda memang akarnya terbatas tapi ditanam agar tak putus. Bibit muda masih punya cadangan makanan. Cadangan makanan tersebut digunakan untuk hidup, di hari-hari pertamanya hidup di sawah, dengan akar yang tak putus dan masih ada perbekalan makanan di bijinya, bibit tersebut akan memulai perjalan hidupnya.Setelah beradaptasi beberapa hari  disekitar permukaan sawah (tanam dangkal). Bijipun akan mengempes bahkan hilang karena persedian cadangan sudah habis. Saat  itulah, akar-akarnya sudah mulai kuat. Jumlah bibit tiap lubang juga dapat mempengaruhi keberhasilan panen padi, karena daya adaptasi tiap individu tanaman tidak sama. Tiap satu lubang dianjurkan untuk menanam bibit lebih dari satu bibit agar meminimalisir bibit yang tidak mampu mempertahankan kehidupannya jika dipindah pada lahan sawah (Nihsan, 2012).

D.       Alat dan Bahan
1.        Alat
a.    Cangkul
b.   Cetok
c.    Polybag
d.   Ember
e.    Gembor
2.         Bahan
a.  Bibit padi siap tanam
b.       Tanah subur
c.      Pupuk kandang sapi
d.     Pupuk Urea,SP36,KCL
e.      Fungisida
f.       Pestisida
E.       Metode Kerja
1.      Menyiapkan tanah subur, mencampur tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1 dan pupuk NPK serta furadan.
2.      Menempatkannya pada tempat penanaman bibit (ember) dan membasahi dengan air sampai jenuh.
3.      Menanam bibit yang telah dicabut pada tanah yang telah disiapkan.
4.      Memberi label atau tanda nama kelompok pada ember tersebut.
5.      Melakukan pemeliharaan tanaman :
a.       Penyiangan, melakukan secara  manual (siang tangan).
b.       Penyulaman tanaman ketika tanaman padi mati atau tidak mampu beradaptasi dengan media baru.
c.       Pengairan, 3-5 setelah tanam, mengganti air genangan dengan air yang baru.

F.       Hasil Pengamatan  dan Pembahasan
Tabel 2.1 Hasil Pengamatan Transplanting 1 bibit per polybag
sampel
Parameter
M-1
M-2
M-3
M-4
Rata-rata
1
Tinggi tanaman (cm)
30
65
72
77
61
Jumlah anakan
3
13
27
28
18
2
Tinggi tanaman (cm)
28
58
70
74
57,5
Jumlah anakan
2
11
17
18
12

 Tabel 2.2 Hasil Pengamatan Transplanting 2 bibit per polybag
sampel
Parameter
M-1
M-2
M-3
M-4
Rata-rata
1
Tinggi tanaman (cm)
19
54,5
70,5
81
56,25
Jumlah anakan
4
16
23
24
17
2
Tinggi tanaman (cm)
23
55,5
66
71
53,87
Jumlah anakan
5
17
27
32
20

Dari hasil pengamatan transplanting tanaman padi dari persemaian basah dengan jumlah bibit tanaman yang berbeda yaitu satu bibit padi dan dua bibit padi yang diambil dari bedengan untuk tiap ember. Hasil pengamatan tersebut didapat dari dua parameter, yaitu Tinggi tanaman dan jumlah anakan.
Berdasarkan data, diketahui rata-rata kenaikan tinggi tanaman pada jumlah bibit satu selama 4 minggu pengamatan pada sampel 1 sepanjang 61 cm dan sempel 2 sepanjang 57,5 cm untuk jumlah anakan sampel 1 sebanyak 18 dan sampel 2 sebanyak 12 dan rata-rata kenaikan tinggi tanaman pada jumlah bibit satu selama 4 minggu pengamatan pada sampel 1 sepanjang 56,25 cm dan sempel 2 sepanjang 53,85 cm untuk jumlah anakan sampel 1 sebanyak 17 dan sampel 2 sebanyak 20. Dari data diatas dapat diketahui bahwa tranplanting 1 bibit per polybag dengan tranplanting 2 bibit per polybag hasilnya sangat berbeda. Dalam pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah anakan lebih baik  tranplanting 1 bibit per poybag daripada tranplanting 2 bibit per polybag.
Hal ini sudah sesuai dengan teori yaitu bahwa transplanting 1 bibit per polybag lebih baik daripada transplanting 2 bibit per polybag. Karena pada tranplanting 1 bibit per polybag dengan 1 tanaman tidak terjadi perebutan unsur hara antara indukan satu dengan indukan yang lain sehingga penyerapan unsur hara serta nutrisi dalam tanaman dapat terpenuhi dengan baik. Sedangkan pada tanaman yang ditanam dengan 2 tanaman akan terjadi perebutan unsur hara yang dapat menyebabkan tanaman tumbuh dengan kurang maksimal karena kekurangan unsur hara dan nutrisi yang diterima oleh tanaman. Namun, transplanting dengan 2 tanaman dapat memberikan keuntungan yaitu apalabila salah satu indukan atau bibit ada yang mati masih dapat digantikan dengan bibit atau indukan yang satunya.

G.      Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa tingkat pertumbuhan transplanting dan pertumbuhan bibit yang terbaik terdapat pada transplanting dengan jumlah 1 bibit per polybag dengan jumlah 1 tanaman karena tidak terjadinya perebutan unsur hara dan nutrisi sehingga tanaman dapat tumbuh dengan maksimal.

1 komentar:

  1. Casino Tycoon - Find Casinos in Miami, FL from $37
    Looking 광주광역 출장샵 for 경주 출장마사지 a casino 속초 출장마사지 near 논산 출장마사지 Miami? Find out which casino 전라남도 출장샵 to play at in Miami, FL with MapYRO®.

    BalasHapus