Rabu, 18 April 2018

Budidaya Tanaman Semusim Tanaman Kacang



BAB  VII
BUDIDAYA TANAMAN KACANG HIJAU SECARA MONOKULTUR

A.      Waktu Pelaksanaan Praktikum
Hari          : Selasa
Tanggal    : 28 Februari 2017
Waktu      : pukul 10.00 WIB s.d selesai
Tempat     : Kebun Percobaan Wedomartani, Ngemplak, Sleman,Yogyakarta.

B.       Tujuan
               Mempelajari cara budidaya tanaman Kacang Hijau secara monokultur

C.      Pendahuluan
1.         Latar Belakang
Manfaat kacang hijau sebagai makanan rakyat sangat penting, karena jenis kacang ini banyak mengandung vitamin terutama vitamin B1. Zat ini sangat diperlukan karena merupakan tambahan berharga bagi makanan rakyat yang relatif kurang vitamin. Di samping sebagai bahan makanan manusia, kacang ini dapat digunakan sebagai makanan ternak. Dari beberapa segi inilah terasa pentingnya mempopulerkan tanaman kacang hijau yang mempunyai potensi besar ini (Purwono, 2008).
Mengacu kepada patokan pola pangan harapan (PPH) tahun 2000, konsumsi kacang-kacangan untuk penduduk Indonesia rata-rata 35,88 g/kapita/hari. Data World Bank, World Development Report (1993) memperkirakan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2000 mencapai 209 juta jiwa sehingga ketersediaan produksi kacangan diperlukan sebanyak 2.699,6 miliar ton. Usaha mencakupi kebutuhan kacang-kacangan di dalam negeri ditempuh, antara lain, dengan program swasembada kacang hijau (Rukmana, 2004).
 Dalam pembangunan jangka panjang (PJP) II, khususnya pelita VI, pemerintah memprogramkan pembangunan subsector pertanian tanaman pangan dan hortikultura, antara lain mengancang system “sentrum produksi palawija”. Peningkatan produksi palawija, terutama kacang-kacangan, berperan penting dalam mendukung pemantapan swasembada pangan. Permintaan produksi kacang-kacangan pada masa mendatang diperkirakan meningkat terus sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan perbaikan gizi masyarakat (Cahyono, 2010).
 Kacang hijau (Phaseolus radiatus) menduduki tempat ketiga dari tanaman kacang-kacangan di Indonesia, setelah kedelai dan kacang tanah. Tanaman ini di kenal sebagai salah satu tanaman leguminosae yang cukup penting. Sampai saat ini perhatian masyarakat terhadap kacang hijau ini masih kurang. Kurangnya perhatian ini diantaranya disebabkan oleh hasil yang tercapai per Ha masih rendah, di samping itu panen kacang ini harus dikerjakan beberapa kali (Fachruddin, 2007).
 Kacang hijau memiliki kelebihan dibandingkan dengan jenis kacang lain seperti kacang tanah dan kacang kedelai dari sisi agronomi dan ekonomi. Dari sisi agronomi, kacang hijau termasuk jenis tanaman yang tahan kekeringan dan dapat tumbuh pada tanah yang kurang subur. Artinya, kacang hijau mampu hidup dan berbuah didaerah kering. Kacang hijau juga tahan terhadap hama dan penyakit (Soeprapto, 1989).
2.         Tinjauan Pustaka
Perakaran tanaman kacang hijau tersusun atas akar tunggang, akar serabut, dan akar lateral. Akar tunggang merupakan akar primer yang tumbuh paling awal dari benih yang tumbuh. Akar tunggang tumbuh ke pusat bumi mencapai kedalaman 1m lebih. Akar lateral merupakan akar sekunder atau cabang-cabang akar yang tumbuh pada akar primer. Akar sekunder ini tumbuh tersebar menyamping (horizontal) dekat dengan permukaan tanah dengan lebar mencapai 40 cm lebih. Akar serabut merupakan akar-akar rambut yang tumbuh pada akar lateral (Cahyono, 2010).
 Tanaman kacang hijau berakar tunggang. Sistem perakarannya dibagi menjadi dua, yaitu mesophytes danxerophytes. Mesophytes mempunyai banyak cabang akar pada permukaan tanah dan tipe pertumbuhannya menyebar. Sementara xerophytes memiliki akar cabang lebih sedikit dan  memanjang kea rah bawah (Wirda, 2011).
  Batang kacang hijau berbentuk bulat dan berbuku-buku. Ukuran batangnya kecil, berbulu, berwarna hijau kecokelatan atau kemerahan. Setiap buku batang menghasilkan satu tangkai daun, kecuali pada daun pertama berupa sepasang daun yang berhadapan dan masing-masing daun berupa daun tunggal. Batang kacang hijau tumbuh tegak dengan ketinggian mencapai 1m. cabangnya menyebar ke semua arah (Purwono, 2008).
 Daun kacang hijau tumbuh majemuk, terdiri dari tiga helai anak daun setiap tangkai. Helai daun berbentuk oval dengan bagian ujung lancip dan berwarna hijau muda hingga hijau tua. Letak daun berseling. Tangkai daun lebih panjang daripada daunnya sendiri (Purwono, 2008).
  Bunga tanaman kacang hijau berbentuk menyerupai kupu-kupu dengan mahkota bunga berwarna kuning keabu-abuan atau kuning muda, tergantung varietasnnya. Bunga ini termasuk bunga sempurna atau berkelamin dua (hermaphrodit), yaitu setiap bunga terdapat benang sari (sel kelamin jantan) dan kepala putik (sel kelamin betina). Bunga bersifat bilateral simetri (zygomorphus). Bunga tanaman kacang hijau tumbuh secara berkelompok dan muncul pada setiap ketiak daun (ruas-ruas batang) (Cahyono, 2010).
 Buah kacang hijau berbentuk polong. Panjang polong sekitar 5-16 cm. Setiap polong berisi 10-15 biji. Polong kacang hijau berbentuk bulat silindris atau pipih dengan ujung agak runcing atau tumpul. Polong muda berwarna hijau, setelah tua berubah menjadi kecokelatan atau kehitaman. Polongnya mempunyai rambut-rambut pendek atau berbulu (Purwono, 2008).
 Biji berbentuk bulat kecil berwarna hijau sampai hijau gelap. Warna tersebut merupakan warna dari kulit bijinya. Biji kacang hijau berkeping dua dan terbungkus oleh kulit, keeping biji, pusar biji (hilium), dan embrio yang terletak diantara keeping pusar biji atau hilum merupakan jaringan bekas biji melekat pada dinding buah. Keping biji mengandung makanan yang akan digunakan sebagai makanan untuk calon tanaman yang sedang tumbuh (Dodik, 2012).
Iklim secara langsung berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dan hasil panen. Iklim juga berpengaruh terhadap perkembangan mikroba (patogen) dan hama yang mengganggu pertumbuhan tanaman. Suhu udara yang cocok untuk pertumbuhan tanaman kacang hijau berkisar antara 25oC-27oC. Akan tetapi tanaman kacang hijau masih bisa tumbuh baik pada suhu udara hingga 35oC dan dibawah 25oC hingga 20oC (Cahyono, 2010).

D.       Bahan dan Alat
1.   Alat
a.          Cangkul
b.          Gembor
c.          Label
d.          Patok
2.  Bahan
a.        Benih kacang hijau
b.       Pupuk Kandang sapi
c.        Pupuk Urea, SP36, KCL
d.       Pestisida
e.        Fungisida

E.      Metode Kerja
1.         Mengolah tanah kering dengan cara di cangkul supaya dapat diratakan, kemudian mencampur pupuk kandang dan membuat bendengan dengan ukuran 150 cm x 200 cm
2.         Membuat lubang tanaman dengan tugal dengan kedalaman 4 cm.
3.         Melakukan inokulasi bakteri pada lahan yang belum pernah ditanam kacang sebelumnya. Caranya, yakni benih kacang hijau dibasahi dengan air secukupnya lalu dicampur secara merata dengan legin 10 gram dan sedikit dibasahi. Dianginkan selama 1-4 jam, kemudian segera ditanam.
4.         Memasukan benih pada lubang tanam, setiap lubang diisi dengan 2 butir benih dengan jarak tanam 25 cm x 25 cm diikuti dengan memberikan pupuk pada lubang di sekitar lubang tanam dengan jarak kurang lebih 5-7 cm melingkar di sekitar tanaman, lalu ditutup dengan tanah.
5.         Melakukan pemeliharaan tanaman, pengairan, penyulaman saat 17 hari setelah tanam, penyiangan,pengendalian hama penyakit, serta pemupukan.pemupuksn dilakukan dua kali , yaitu pada saat tanam dan menjelang tanaman berbunga atau pada saat tanaman berumur satu bulan. Dosis pupuk yang diberikanadalah 20-100 kg urea per hektar, 100 kg TSP per hektar, dan 50-75 kg KCl per hektar.
6.         Mengamati pertumbuhan tanaman pada saat panen pada umur 58-85 hari yang meliputi tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah bunga, jumlah polong, dan lain-lain.

F.     Hasil dan Pembahasan
1.      Pengamatan  Pertumbuhan  Tanaman Kacang  Hijau
  Tabel 7.1 Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau
Parameter
Sampel
1
2
3
4
5
Jumlah polong
18
19
20
5
8
Rata-rata jumlah polong
14
Jumlah Daun
23
25
31
12
18
Rata-rata jumlah daun
21,8
Berat basah (gram)
100
150
50
50
50
Rata-rata berat basah (gram)
80
Berat kering (gram)
23
63
39
7
8
Rata-rata Berat kering (gram)
28
Kadar air ( % )
77
58
22
86
84
Rata-rata kadar air ( %)
65,4
Berat 100 butir (gram)
7,7
Presentase Hidup (%)
92,19

2.     Perhitungan kadar air tanaman kacang hijau
a.       Sampel 1  =  x 100%
           =   x 100%
           =  77 %
b.      Sampel 2  =  x 100%
           =   x 100%
           = 58 %
c.       Sampel 3  =  x 100%
           =   x 100%
           = 22 %
d.      Sampel 4  =  x 100%
           =   x 100%
           = 86 %
e.       Sampel 5  =  x 100%
           =   x 100%
           = 84 %
Dari hasil pengamatan praktikum budidaya tanaman kacang hijau secara monokultur didapati data jumlah polong dengan rata-rata 14 polong , pada jumlah daun dengan rata-rata 21,8 daun, berat basah dengan rata-rata berat sebesar 80 gram dan pada berat dengan rata-rata sebesar 28 gram , berat 100 butir kacang tanah ialah 7,7 gram dan dengan presentase hidup seluruh tanaman sebesar 92,19 % dan hasil pengamatan kadar air tanaman kacang hijau sebesar 65,4 %
Berdasarkan data hasil pengamatan, kacang hijau dapat menghasilkan jumlah polong, jumlah daun, serta persentase hidup yang baik. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan tanaman kacang hijau  berdasarkan jumlah polong, jumlah daun, dan persentase hidupnya yang tinggi. Dalam pertumbuhannya kacang hijau mendapat intensitas cahaya matahari yang cukup. Karena jika kacang hijau terlalu terkena sinar matahari tanaman kacang hijau dapat layu atau mati. Pertumbuhan yang lambat dan adanya tanaman yang mati disebabkan beberapa faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal dipengaruhi benih yang kurang bagus ataupun benih yang terlalu kering dan pada faktor eksternal seperti  tidak sesuainya iklim dan cuaca  di lingkungan sekitar  yang mempengaruhi  pertumbuhan dan   kurangnya perawatan seperti penyiraman dan pemberian pupuk yang kurang sesuai yang menyebabkan pertumbuhan setiap tanaman berbeda-beda dan kurang maksimum.

G.      Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum budidaya kacang hijau secara monokultur diatas dapat disimpulkan bahwa teknik budidaya monokultur dengan cara mengolah tanah kering dengan cara di cangkul supaya dapat diratakan, kemudian mencampur pupuk kandang sapi dan membuat bendengansetelah itu membuat lubang tanaman dengan tugal lalu memasukan benih pada lubang tanam, setiap lubang diisi dengan 2 butir benih diikuti dengan memberikan pupuk pada lubang di sekitar lubang tanam dengan jarak kurang lebih 5-7 cm melingkar di sekitar tanaman, lalu ditutup dengan tanah langkah terakhir yaitu melakukan pemeliharaan tanaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar