BAB
V
BUDIDAYA
TEBU MENGUNAKAN ZAT PENGATUR TUMBUH
A.
Waktu
Pelaksanaan Praktikum
Hari : Kamis
Tanggal : 7 Maret 2017
Waktu
: pukul 10.00 WIB s.dselesai
Tempat : Kebun Percobaan Wedomartani, Ngemplak,
Sleman,Yogyakarta.
B. Tujuan
Mengetahui pengaruh pemberian zat pengatur tumbuh pada budidaya
tanaman tebu
C.
Pendahuluan
1.
Latar Belakang
Tebu merupakan
bahan utama yang digunakan untuk membuat gula. Hingga saat ini Indonesia masih
mengimpor berton-ton gula setiap tahunnya untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri. Kekuranagan pasokan gula disebabkan luas lahan
penanaman tebu dan rendahnya produktivitas tebu. Penanaman tebu melibatkan
banyak petani. Keberhasilan
penanaman tebu oleh petani tergantung dari teknik penanamannya.
Usaha budidaya
tebu dinindonesia dilakukan pada lahan sawah berpengairan dan tadah hujan serta
pada lahan kering/tegalan dengan rasio 65% pada lahan teglan dan 35% pada lahan
sawah. Sampai saat ini daerah/wilayah pengembangan tebu masih terfokus dipulau
jawa yakni di provinsi jawa timur, jawa tengah, DI. Yogyakarta dan jawa barat
yang diusahakan dilahan sawah dan lahan tegalan. Sedangkan usaha tani tebu pada
lahan tegalan pengembanganya diarahkan keluar jawa seperti diprovinsi sumatera
utara, sumatera selatan, lampung, Sulawesi selatan dan gorontalo (soejardi,
2003)
2.
Tinjauan Pustaka
Tebu atau sugar cane dalam bahasa inggris adalah tanaman yang memiliki klasifikasi
sebagai berikut (Indrawanto, 2010):
Kingdom :
Plantae
Sub Kingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Graminaeatau Poaceae
Genus : Saccharum
Spesies : Saccharumofficinarum Linn.
Sub Kingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Graminaeatau Poaceae
Genus : Saccharum
Spesies : Saccharumofficinarum Linn.
Morfologi tanaman tebu
ini dapat dilihat berdasarkan ciri – cirri tanaman diantaranya adalah akar
tanaman tebu berserabut, tunggang, dengan panjang 20-30 cm, berwarna keputihan kotor
hingga kecoklatan, dapat menembus permukaan tanah berkisar 20 cm bahkan lebih tergantung
dengan pertumbuhan.
Batang tanaman tebu bulat, berdiamater 4-10 cm, tumbuh tegak,
berbuku – buku dengan jarak 3-5 cm, panjang batang tanaman ini mencapai 3-5
meter. Selain itu, batang tanaman tebu ini memiliki perkulitan tebal, keras,
dengan warna yang sangat beragam jenis mulai dari merah, kuning dan juga keungguan.
Daun tanaman tebu termasuk
daun tidak lengkap, karena terdiri dari pelepah dan beberapa helaiandaun.Selain
itu, daun pada tanaman tebu tidak bertangkai panjang, namun langsung daunnya memanjang
dengan panjang 1-2 meter, daun ini juga memiliki garis – garis yang memanjang,
dan juga berbulu, biasanya daun ini tumbuh di bagian ketiak daun serta daun tanaman
tebu ini berwarna kehijauan muda hingga tua.
Bunga tanaman tebu ini termasuk kedalam bunga majemuk, yang tersusun
dari beberapa malai yang terbatas. Bunga tanaman ini memiliki panjang sekitar
70-90 cm, dengan memiliki tiga daun kelopak, satu daun mahkota, tiga benang
sari, dan dua kepala putik. Pada umumnya, bunga pada tanaman tebu ini
jarang kelihatan atau tampak karena bunga tanaman sangat rentan berguguran atau
berjatuhan ketika masih muda atau proses pertumbuhan (Kurniawan, 2014).
Untuk mengembangbiakan tanaman tebu ada dua macam cara yang
pertama adalah cara generatif, khusus untuk mencari bibit-bibit unggul yang
nantinya bisa dipakai untuk mendapatkan jenis tebu baru yang mempunyai kadar
gula lebih tinggi. Dengan cara mengawinkan bunga tebu secara silang, dan
kemudian menanam biji dari hasil perkawinan silang tersebut. Perkawinan jenis
unggul akan menghasilkan jenis tebu baru yang unggul.
Kemudian cara berikutnya ialah cara vegetatif untuk
mendapatkan bibit-bibit yang kita perlukan untuk ditanam. Dilakukan dengan penyetekan. Caranya
dengan mengumpulkan pucuk-pucuk pohon tebu kurang lebih 3-4 ruas, kemudian
daun-daun yang menutupi ruas-ruas tersebut kita hilangkan. Karena pucuk ini
biasanya masih tertutup daun dan masih agak muda, untuk menghilangkan atau
mencegah adanya hama yang nantinya
menyerang, sebelum kita tanam kita harus member racun anti hama. Untuk
bibit-bibit seperti ini sering dipakai atonik yang dioleskan pada batang tebu yang akan
ditanam sebagai bibit.
Bibit stek pucuk adalah bibit yamg kita ambil dari pucuk batang tebu. Panjang pucuk yang kita ambil
itu kurang lebih 3 ruas. Kemudian buang daun-daun yang menempel pada ruas-ruas
tersebut. Biasanya dari bibit-bibit
macam ini akan didapat dua atau tiga mata. Setelah kita mendapatkan bibit-bibit
yang kita perlukan, maka cara penanamannya haruslah ditidurkan dengan sedikit ditimbun dengan tanah, sedangkan letak tunas
harus disusun disebelah kiri dan kanan.
Bibit rayungan adalah bibit tebu yang telah tumbuh.
Sedangkan untuk bibit-bibit yang telah tumbuh ini yang paling baik adalah
bibit-bibit yang yang bermata 2 dan 3. Kemudian bila ada bibit yang matanya
hanya satu, maka sebaiknya disampingnya harus kita tambah lagi dengan bibit
bermata 1 atau 2 (Kris, 2013).
Atonik adalah zat
pengatur tumbuh tanaman (zpt). Atonik ini jika dilarutkan dalam air berbentuk
air berwarna tua. Atonik bermanfaat untuk meningkatkan jumlah bobot buah dan
dapat menghambat dan menekan berkembangnya beberapa penyakit tanaman.
Berfungsi mempercepat
proses pertumbuhan tanaman. Dengan menyemprotkan atonik tersebut, semua jenis
tanaman akan tumbuh secara cepat dengan daun lebar serta batang yang kokoh,
sehingga buahnya pun ukurannya jadi lebih besar. Hormon ini berguna sebagai
pupuk atau obat bagi tumbuhan agar lebih cepat tumbuh menjadi besar. Untuk
tanaman holtikultura sangat dianjurkan menggunakan zpt atonik yang dapat
mengatur tumbuh tanaman menjadi subur. Adapun konsentrasi anjuran
adalah 2 cc/l air (Nadhifah, 2015).
D. Bahan dan Alat
1. Alat
|
a. Cangkul
|
b. Label
c. Patok
|
2. Bahan
|
a.
Bibit tanaman tebu
|
b.
Pupuk Kandang sapi
|
c.
Atonik
|
E.
Metode
Kerja
1.
Menyiapkan bibit tebu,
bibit tebu ada yang menggunakan atonik dan tidak menggunakan atonik.
2.
Merendam bibit tebu
dengan atonik selama 10 menit.
3.
Menyiapkan lahan,
menggemburkan menggunakan cangkul dan mencampur tanah dengan pupuk kandang.
4.
Membuat lubang sedalam 40
cm dengan panjang 2 m dan lebar 30 cm.
5.
Menanam tebu secara
horisontal pada tanah yang telah dipersiapkan. Letak tunas disusun menghadap ke
sebelah kiri dan kanan.
6.
Menimbun tanaman tebu
dengan sedikit tanah agar tunas yang akan tumbuh dapat menembus tanah.
7.
Memberi label atau nama
kelompok pada lahan tersebut.
F.
Hasil
pengamatan
dan Pembahasan
Tabel
5 Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Tebu
Parameter
|
Atonik
|
Non
Atonik
|
||||
Tan
1
|
Tan
2
|
Tan
3
|
Tan
1
|
Tan
2
|
Tan
3
|
|
Presentase Hidup (%)
|
66,67
|
0
|
0
|
0
|
||
Jumlah
Tunas
|
1
|
-
|
1
|
-
|
-
|
-
|
Rata-rata
|
1
|
|
|
|
||
Tinggi Tanaman (cm)
|
63
|
-
|
59
|
-
|
-
|
-
|
Rata-rata
|
40,67
|
|
|
|
||
JumlahDaun
|
4
|
-
|
5
|
-
|
-
|
-
|
Rata-rata
|
3
|
|
|
|
Berdasarkan hasil praktikum tanaman budidaya tebu diatas didapati rata-rata tinggi tanaman 40,67 cm, dan rata-rata
jumlah daun 3. Pertumbuhan tebu menggunakan atonik lebih
baik dibanding tanaman tebu yang tidak menggunakan atonik. Karena atonik
berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh yang dapat membantu mempercepat laju
pertumbuhan. Laju pertumbuhan dapat dilihat dalam tinggi tanaman tebu, jumlah
anakan tebu, dan jumlah daun tanaman tebu. Hasil data pada praktikum kali ini
terjadi menunjukan bahwa tanaman tebu yang menggunakan atonik lebih banyak
dibanding tanaman yang tidak menggunakan atonik. Sedangkan tanaman tebu yang
mati disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal yaitu kurangnya hormon pertumbuhan pada masing-masing
bibit yang, terlalu keringnya bibit tebu
ataupun bibit tebu sudah tua yang menyebabkan adanya bibit yang mati dan
bibit yang mampu tumbuh, faktor
eksternal seperti kurangnya perawatan seperti penyiraman karena tanaman tebu
muda membutuhkan air yang cukup, keadaan lingkunganpun juga bisa mempengaruhi
pertumbuhan tebu seperti kurangnya unsur hara dan iklim atau cuaca yang tidak mendukung
yang menyebabkan pertumbuhan terhambat.
Berdasarkan teori, tanaman yang
pertumbuhannya lebih baik adalah tanaman yang telah diberi atonik yang
merupakan ZPT atau Zat Pengatur Tumbuh. ZPT merupakan senyawa bahan organik
selain unsur-unsur hara yang mempunyai sifat seperti hormon tumbuhan, dan dlam
jumlah kecil dapat mendorong, menhambat aaupun memodifikasi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.
G.
Kesimpulan
Dari data hasil pengamatan di atas, dapat
disimpulkan bahwa bibit tanaman tebu yang diberi atonik atau ZPT ( Zat Pengatur
Tumbuh) pertumbuhanya lebih baik dari bibit yang tidak di beri atonik. Hal ini karena dalam atonik
terdapat zat pengatur tumbuh sehigga dapat memacu proses pertumbuhan tanaman
menjadi lebih cepat, mengatifkan penyerapan unsur hara dan meningkatkan
pertumbuhan tunas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar