BAB
I
PESEMAIAN
PADI
A.
Waktu
Pelaksanaan Praktikum
Hari : Selasa
Tanggal : 21
Februari 2017
Waktu :
pukul 10.00 WIB s.d selesai
Tempat : Kebun Percobaan Wedomartani, Ngemplak,
Sleman,Yogyakarta.
B.
Tujuan
Mempelajari
cara pembuatan pesemaian padi cara basah dan kering.
C.
Pendahuluan
1.
Latar Belakang
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan
sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan,
bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan
hidupnya. Praktikum pesemaian padi merupakan salah satu cara
memperkenalkan mahasiswa pada
langkah-langkah yang harus dipersiapkan sebelum tanam agar tanaman padi dapat
menghasilkan secara optimal karena makanan pokok di Indonesia adalah nasi yang
berasal dari beras yang tentunya dihasilkan oleh tanaman padi. Padi merupakan
tanaman berupa rumput berumpun. Tanaman pertanian ini berasal dari dua benua
yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Sesuai
dengan kondisi di Indonesia yang beriklim tropis serta hama penyakit merupakan
masalah utama, PTB (padi tipe baru) yang cocok adalah yang mempunyai jumlah anakan
sedang tetapi semua produktif ( 12-18 batang), jumlah gabah permalai 150-250
butir, persentase gabah bernas 85-95 %, bobot 1000 gabah bernas 25-26 g, batang kokoh dan pendek ( 80-90 cm),
umur genjah (110-120 hari), daun tegak, smpit, berbentuk huruf V, hijau sampai hijau
tua, 2-3 daun terakhir tidak cepat luruh, akar banyak dan menyebar dalam, tahan
terhadap hama dan penyakit utama, gabah langsing, serta mutu beras dan nasi baik.
Dengan sifat-sifat tersebut, varietas PTB diharapkan mampu berproduksi 9-13 ton
GKG/ha.( bb padi,2015).
Perlunya melakukan pesemaian benih karena
tanaman padi dapat terpelihara dengan baik di bandingkan dengan yang langsung
tanam. Pesemaian juga menunjang untuk mendapatkan bibit unggul sehingga dapat
menekan kegagalan dalam panen. Bibit yang bermutu merupakan salah satu komponen
teknologi meningkatan produksi dan pendapatan usaha tani padi.
2.
Tinjauan Pustaka
Padi (Oryza
sativa L) dalam sistematika tumbuhan diklasifikasikan kedalam (Baraya,
2012):
Kingdom
: Plantae (tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)
Super
Divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
Kelas
: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub
Kelas :
Commelinidae
Ordo
: Poales
Famili
: Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus
: Oryza
Spesies
: Oryza sativa L.
Bagian-bagian tanaman dalam garis besarnya
dalam dua bagian besar, yaitu bagian vegertatif dan bagian generatif. Bagian
vegetatif meliputi akar, batang, dan daun.Bagian generatif meliputi : malai
yang terdiri dari bulir-bulir daun bunga (Hirupbagja, 2009).
Membuat pesemaian merupakan langkah awal
bertanam padi. Pembuatan peremaian memerlukan suatu persiapan yang
sebaik-baiknya, sebab benih di peremaian ini akan menentukan pertumbuhan padi
di sawah, oleh karena itu peremian harus benar-benar mendapat perhatian, agar
harapan untuk mendapatkan bibit padi yang sehat dan subur dapat tercapai.
Persemaian basah, sejak awal pengolahan
tanah telah membutuhkan genangan air. Fungsi genangan air akan melunakan tanah,
air dapat mematikan tanaman pengganggu (rumput), air dapat dipergunakan untuk
memberantas serangga perusak bibit tanah yang telah cukup memperoleh genangan
air akan menjadi lunak, tanah yang sudah lunak ini diolah dengan bajak dan garu
masing-masing 2 kali. Namun sebelum pengolahan tanah harus dilakukan perbaikan
pematang terlebih dahulu, kemudian petak sawah dibagi menurut keperluan. Luas persemaian
yang digunakan 1/20 dari areal pertanaman yang akan ditanami. Perbedaan antara
persemaian kering dan basah terletak pada penggunaan air (Icechan, 2012).
Persemaian Kering Persemaian kering biasanya dilakukan
pada tanah-tanah remah, banyak terdapat didaerah sawah tadah hujan. Persemaian
tanah kering harus dilakukan dengan baik. Tanah dibersihkan dari rumput dan
sisa-sisa jerami yang masih tertinggal, agar tidak mengganggu pertumbuhan
bibit. Tanah dibajak atau dicangkul
lebih dalam dari pada apa yang dilakukan pada persemaian basah, agar akar bibit
bisa dapat memasuki tanah lebih dalam, sehingga dapat menyerap hara lebih
banyak. Selanjutnya tanah digaru Areal persemaian yang tanahnya sempit dapat
dikerjakan dengan cangkul, yang pada dasarnya pengolahan tanah ini bertujuan
untuk memperbaiki struktur tanah, agar tanah menjadi gembur. Ukuran bedengan
persemaian 500-600 cm atau menurut kebutuhan, akan tetapi perlu diupayakan agar
bedengan tersebut tidak terlalu panjang. Lebar bedengan 100-150 cm. Tinggi bedengan
20-30 cm. Diantara kedua bedengan yang berdekatan selokan, dengan ukuran lebar
30-40 cm. Pembuatan selokan ini dimaksud untuk mempermudah penaburan benih dan
pencabutan bibit, pemeliharaan bibit dipersemaian meliputi Penyiangan, pengairan, pemupukan,
pemberantasan hama dan penyakit. Persemaian diupayakan lebih dari 1/25 luas
sawah yang akan ditanami,penggunaan benih pada persemaian kering lebih banyak
dari persemaian basah (Hendra, 2010).
Kadar air benih adalah jumlah air yang
terkandung di dalam benih. Pengukurannya dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
dengan cara langsung, dan cara tidak langsung. Pengukuran dengan cara langsung
yaitu dengan menguapkan seluruh air yang terkadung oleh benih. Penguapan itu
biasa dilakukan menggunakan oven.Pengukuran kadar air benih dengan cara tak
langsung adalah pengukuran kadar air menggunakan alat pengukur kadar air
elektronik, misalnya dengan moister tester tipe Steinlite. Dengan alat pengukur
kadar air, kita mengetahui kadar air benih tidak langsung mengukur jumlah air
yang terkandung benih, tetapi melalui nilai setaraan antara daya hantar listrik
benih akibat adanya air di dalamnya. Jika alat ukurnya bekerja dengan baik,
maka hasil pengukuran kadar air dari kedua cara itu tidak berbeda (Aziz, 2013).
D.
Bahan dan
Alat
1.
Alat
|
a. Cangkul
|
b. Plastik
|
c. Gembor
|
d. Label
|
e. Patok
2.
Bahan
a.
Benih Padi
b.
Pupuk Kandang sapi
c.
Furadan
d.
Seresah Daun
|
E.
Metode
Kerja
1.
Membuat pesemaian padi
dengan cara pesemaian basah dan pesemaian kering.
Pesemaian basah :
a. Menyiapkan
lahan pesemaian 1m x 1 m dan mengalasi lahan tersebut dengan plastik.
b. Memasukkan
tanah olah dalam bedengan, mencampur tanah dengan furadan dan pupuk kandang,
membuat bedengan setinggi 5-10 cm.
c. Kondisi
air dalam bedengan macak-macak.
d. Menabur
benih diatas bedengan.
e. Menutupnya
tipis-tipis dengan tanah halus kemudian dengan seresah daun.
f. Memberi
patok tanda nama kelompok pada bedengan.
Pesemaian kering
a. Menyiapkan
lahan pesemaian dengan membuat bedengan 1mx 1m, kemudian menggemburkan tanah
dengan cangkul.
b. Mencampur
tanah dengan furadan dan pupuk kandang dalam bedengan.
c. Menaburkan
benih diatas bedengan kemudian menutupnya tipis-tipis dengan tanah yang halus.
d. Melembabkan
bedengan dengan percikan air kemudian menutupnya dengan seresah daun.
e. Memberi
patok tanda nama kelompok pada bedengan.
2.
Melakukan pemeliharaan
(penyiraman dan pencabutan gulma).
3.
Mengamati pertumbuhan
pada padi meliputi jumlah daun, bobot basah, dan bobot kering.
F.
Hasil
Pengamatan dan Pembahasan
Tabbel 1.1 Hasil Pengamata Persemaian Padidalam
Luasan 5x5 cm
Parameter
|
Persemaian
Kering
|
Persemaian
Basah
|
Rata-rata
|
Bobot Basah
(gram)
|
4
|
9
|
6,5
|
Jumlah Tanaman
|
21
|
57
|
39
|
Berdasarkan hasil pengamatan
pesemaian padi dilihat dari parameter jumlah tanaman, bobot basah dan
persentase hidup. Pada pesemaian kering didapatkan jumlah tanaman dalam luasan
5 x 5 cm sebanyak 21 dan bobot basah sebesar 4 gram. Sedangkan pada pesemaian basah didapatkan jumlah tanaman dalam
luasan 5 x 5 cm sebanyak 57 dan bobot basah sebesar 9 gram dengan rata-rata bobot
basah 6,5 dan rata-rata jumlah tanaman 39.
Pada hasil pengamatan, bobot basah pesemaian kering lebih kecil
daripada pesemaian basah. Hal ini sesuai dengan teori bahwa pada pesemaian
basah kadar airnya lebih tinggi daripada pesemaian kering. Pada pesemaian basah
ketersediaan air lebih banyak daripada pesemaian kering sehingga dapat
mempercepat tumbuh dan berkembangnya padi pada masa vegetatif. Selain itu,
lahan pesemaian basah selalu tergenang air. Hal ini menyebabkan bobot basah
pada pesemaian basah lebih besar daripada pesemaian kering. Selain itu, adapun
faktor lain yang mempengaruhi rendahnya hasil pada persemaian kering yaitu
seresah, kemungkinan seresah yang digunakan tidak tertutup penuh sehingga sinar
matahari dapat masuk dan dapat menghambat perkecambahan. Selain itu dapat
disebabkan karena persediaan unsur hara pada pesemaian basah lebih banyak. Pada
pengamatan jumlah tanaman, didapatkan pesemaian basah lebih banyak daripada
pesemaian kering. Hal ini dapat disebabkan oleh banyaknya unggas disekitar
lahan persemaian kering yang memungkinkan benih padi dimakan oleh unggas
tersebut. Sehingga populasi tanaman berkurang yang meyebabkan jumlah tanaman
sedikit.
G.
Kesimpulan
Pada
praktikum persemaian padi diatas dapat
disimpulkan bahwa cara pembuatan pesemaian kering dan pesemain basah hampir
sama yaitu dimulai dari pengolahan lahan, pemberian pupuk, kemudian penyebaran
benih. Pesemaian basah dan pesemaian kering berbeda dalam hal ketersediaan
airnya. Pesemaian basah dilakukan pada lahan yang jenuh air sehingga lahan
harus selalu terisi dengan air, sedangkan pesemaian kering dilakukan pada lahan
yang tadah hujan dan tidak jenuh air sehingga lahan hanya perlu
dipercik-percikan dengan air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar