BAB VI
BUDIDAYA TANAMAN GANYONG
A.
Waktu
Pelaksanaan Praktikum
Hari :
Selasa
Tangga :
28 Februari 2017
Waktu :
pukul 10.00 WIB s.d selesai
Tempa :
Kebun Percobaan Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.
B.
Tujuan
Mengetahui
cara budidaya ganyong dan pertumbuhan ganyong.
C.
Pendahuluan
1.
Latar Belakang
Kebutuhan
akan pangan terus meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan kebutuhan pangan
disebabkan oleh meningkatnya jumlah penduduk. Dengan jumlah penduduk yang
banyak, tidak dapat hanya bergantung pada makanan pokok yaitu padi. Ganyong merupakan tanaman yang memiliki
peluang sebagai sumber pangan alternatif. Selain mudah dalam budidayanya,
tanaman ganyong juga kaya akan karbohidrat dan sumber nutrisi lain. Tanaman ini
banyak ditanaman masyarakat di sekitar rumah atau kebun, beberapa diantaranya digunakan
sebagai tanaman hias karena bunganya yang indah. Tanaman ini tidak membutuhkan
perawatan khusus sehingga biaya usaha taninya rendah.
Perlunya mempelajari budidaya tanaman
ganyong secara organik adalah untuk mengetahui bagaimana cara budidaya tanaman
ganyong. Sehingga mampu memproduksi
berbagai macam bahan pangan alternatif untuk memenuhi kebutuhan yang tidak
terbatas.
Di Indonesia dikenal dua varietas ganyong, yaitu ganyong
merah dan ganyong putih. Ganyong merah ditandai dengan warna
batang, daun dan pelepahnya yang berwarna merah atau ungu, sedang yang warna
batang, daun dan pelepahnya hijau dan sisik umbinya kecoklatan disebut dengan
ganyong putih.
2.
Tinjauan Pustaka
Ganyong (C. edulis) merupakan tanaman
yang efisien dalam penggunaan nitrogen, toleran terhadap kekeringan dan
produktivitas yang tinggi. Seperti halnya ubijalar, ganyong menyimpan cadangan
makanannya dalam bentuk pati pada akar yang dapat dikonsumsi namun memiliki kendala
karena banyak mengandung serat dan mudah berwarna coklat (Herman et all,1998).
Umbi
ganyong adalah salah satu jenis tanaman tropis yang dapat hidup baik tumbuh
liar maupun dibudidayakan. Umbi ganyong umumnya berukuran panjang 10-15 cm dan
diameter 5-9 cm. Bagian tengahnya tebal dan dikelilingi oleh berkas bersisik
dengan akar serabut tebal. Sifat kimia ganyong mengandung serat dan enzim
phenolase yang tinggi, sehingga ganyong termasuk umbi berserat yang mudah
mengalami pencoklatan. Keuntungan produksi ganyong antara lain tahan ditempat
teduh, tahan terhadap kekeringan, dan efisiensi dalam penggunaan air serta
tahan terhadap hama dan penyakit dalam tanamannya.
Klasifikasi
taksonomi dari tanaman ganyong adalah sebagai berikut (Yuwono, 2015):
Divisi : Spermatophyte
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledone
Bangsa : Zingiberales
Suku : Cannanneae
Marga : Canna
Jenis : Canna edulis Ker.
Tanaman
ganyong dapat diperbanyak secara generatif dan vegetatif. Secara generatif
yaitu dengan menggunakan bijinya, namun sangat jarang dilakukan petani kecuali
oleh peneliti, dimana jumlah bijinya relatif sedikit dan umur lebih lama.
Perbanyakan yang dilakukan petani adalah dengan vegetatif yang menggunakan umbi
berukuran sedang dengan tunas 1-2 (Putri, 2013).
Tanaman
ganyong di Indonesia terdapat dua jenis yaitu ganyong merah dan ganyong putih
yang mempunyai ciri khas masing-masing.
Ganyong merah ditandai dengan warna batang, daun dan pelepahnya yang
berwarna merah atau ungu. Sedangkan pada
ganyong yang putih warna batang, daun dan pelepahnya berwarna hijau serta sisik
rimpangnya berwarna kecokelatan. Ganyong merah memiliki batang yang lebih
besar, agak tahan terhadap sinar matahari dan sulit menghasilkan biji serta
tahan kekeringan. Hasil rimpang basah lebih besar tapi kadar patinya rendah.
Ganyong putih memiliki batang yang pendek dan kecil, kurang tahan terhadap
sinar matahari namun tetap tahan terhadap kekeringan, ganyong putih juga
menghasilkan lebih banyak biji. Hasil rimpang basah lebih sedikit, namun kadar
patinya lebih tinggi (Nuryadin, 2008).
D.
Bahan
dan Alat
1.
Alat
|
a. Cangkul
|
b. Gembor
|
c. Label
d. Patok
|
2.
Bahan
|
a.
Bibit ganyong merah dan
putih
|
b.
Pupuk Kandang sapi
c.
Pupuk
organik cair
|
E.
Metode
Kerja
1.
Menyiapkan lahan untuk
menanam ganyong dengan tinggi 30
cm
dan lebar 40 cm dengan cara
menggemburkan tanah dengan menggunakan cangkul dan mencampur tanah tersebut
dengan pupuk kandang.
2.
Membuat media tanam
berbentuk guludan.
3.
Membuat lubang tanam kedalaman 15 cm untuk menanam
ganyong, jarak antar lubang tanam selebar 60 cm.
4.
Memasukkan ganyong
kedalam lubang tanam dengan arah mata
tunas mengarah keatas dan menimbunnya dengan tanah.
5.
Memberi label atau nama
kelompok pada guludan.
6.
Melakukan pemeliharaan
tanaman meliputi:
a. Pemupukan,
melakukan pemupukan setelah tanam. Menambahkan pupuk urea pada sela-sela antar
tanaman dan menutupnya dengan tanah.
b. Penyiangan,
gulma dicabut menggunakan cara manual atau siang tangan.
c. Penyiraman,
menyiram tanah pada guludan sampai menjadi lembab.
F.
Hasil
pengamatan
dan
Pembahasan
Tabel 6 Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Ganyong
|
Ganyong Merah
|
Rata-rata
|
Ganyong Putih
|
Rata-rata
|
||||
Tan.1
|
Tan.2
|
Tan.3
|
Tan.1
|
Tan.2
|
Tan.3
|
|||
Jumlah anakan
|
-
|
1
|
-
|
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Tinggi tanaman
|
34
|
31
|
30
|
31,6
|
28
|
18
|
24
|
23,33
|
Jumlah daun
|
4
|
4
|
3
|
3,6
|
2
|
3
|
2
|
2,33
|
Dari
hasil praktikum budidaya tanaman ganyong diketahui rata-rata jumlah anakan pada
ganyong merah 1 dan jumlah anakan ganyong putih tidak tumbuh, rata-rata pada
parameter tinggi tanaman ganyong merah 31,6 dan ganyong putih 23,33 dan
rata-rata jumlah daun pada tanaman ganyong merah 3,6 dan ganyong putih 2,33. Hal ini menunjukan bahwa sampel yang paling baik yaitu
ganyong merah dapat dilihat dari laju pertumbuhan yang lebih baik dari ganyong
putih. Terlihat dari segi tinggi tanaman dan jumlah
daun ganyong merah
lebih baik dari ganyong putih dengan
kenaikan yang tidak terlalu berbeda. Pada awal pertumbuhan,
sampel bibit ganyong merah dan gayong putih yang ditanam ditempat yang sama
dapat tumbuh. Namun, beberapa waktu setelah tanam ganyong merah menunjukan
keunggulanya ketimbang ganyong putih dengan ditunjukannya lebih besar dan
tingginya batang ganyong merah dari ganyong putih yang memiliki batang yang
lebih pendek. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan faktor genetik
masing-masing bibit, kurangnya penyerapan unsur hara dan dapat dipengaruhi dari
faktor eksternal seperti iklim dan cuaca yang kurang sesuai dilingkungan
sekitar.
Data diatas sesuai dengan teori bahwa ganyong
merah memiliki batang yang lebih besar, tahan terhadap sinar dan tahan
kekeringan, sulit menghasilkan biji, menghasilkan umbi yang besar tapi kadar
pati yang rendah sedangkan ganyong putih memiliki batang yang lebih kecil dan
pendek, kurang tahan terhadap sinar dan kering tanaman ganyong putih biasanya
ditanam di dataran tinggi dan menyebabkan pertumbuhan ganyong putih tidak maksimal pada praktikum kemarin yang ditanam didataran rendah.
G.
Kesimpulan
Dari
praktikum budidaya ganyong secara organik ini maka dapat disimpulkan bahwa
budidaya ganyong dilakukan di atas guludan dengan media tanah dicampurkan
dengan pupuk kandang sapi yang
dilakukan dengan cara menanam tunas dengan arah mata tunas menghadap ke atas.
Dari praktikum ini juga dapat diketahui bahwa pertumbuhan ganyong merah lebih
optimal dibandingkan dengan ganyong putih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar