Rabu, 18 April 2018

Budidaya Tanaman Semusim Tanaman Gayong



BAB VI
 BUDIDAYA TANAMAN GANYONG

A.      Waktu Pelaksanaan Praktikum
Hari          : Selasa
Tangga     : 28 Februari 2017
Waktu      : pukul 10.00 WIB s.d selesai
Tempa      : Kebun Percobaan Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.

B.       Tujuan
Mengetahui cara budidaya ganyong dan pertumbuhan ganyong.

C.      Pendahuluan
1.      Latar Belakang
Kebutuhan akan pangan terus meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan kebutuhan pangan disebabkan oleh meningkatnya jumlah penduduk. Dengan jumlah penduduk yang banyak, tidak dapat hanya bergantung pada makanan pokok yaitu padi.  Ganyong merupakan tanaman yang memiliki peluang sebagai sumber pangan alternatif. Selain mudah dalam budidayanya, tanaman ganyong juga kaya akan karbohidrat dan sumber nutrisi lain. Tanaman ini banyak ditanaman masyarakat di sekitar rumah atau kebun, beberapa diantaranya digunakan sebagai tanaman hias karena bunganya yang indah. Tanaman ini tidak membutuhkan perawatan khusus sehingga biaya usaha taninya rendah.
Perlunya mempelajari budidaya tanaman ganyong secara organik adalah untuk mengetahui bagaimana cara budidaya tanaman ganyong.  Sehingga mampu memproduksi berbagai macam bahan pangan alternatif untuk memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas.
Di Indonesia dikenal dua varietas ganyong, yaitu ganyong merah dan ganyong putih. Ganyong merah ditandai dengan warna batang, daun dan pelepahnya yang berwarna merah atau ungu, sedang yang warna batang, daun dan pelepahnya hijau dan sisik umbinya kecoklatan disebut dengan ganyong putih.
2.         Tinjauan Pustaka
 Ganyong (C. edulis) merupakan tanaman yang efisien dalam penggunaan nitrogen, toleran terhadap kekeringan dan produktivitas yang tinggi. Seperti halnya ubijalar, ganyong menyimpan cadangan makanannya dalam bentuk pati pada akar yang dapat dikonsumsi namun memiliki kendala karena banyak mengandung serat dan mudah berwarna coklat (Herman et all,1998).
Umbi ganyong adalah salah satu jenis tanaman tropis yang dapat hidup baik tumbuh liar maupun dibudidayakan. Umbi ganyong umumnya berukuran panjang 10-15 cm dan diameter 5-9 cm. Bagian tengahnya tebal dan dikelilingi oleh berkas bersisik dengan akar serabut tebal. Sifat kimia ganyong mengandung serat dan enzim phenolase yang tinggi, sehingga ganyong termasuk umbi berserat yang mudah mengalami pencoklatan. Keuntungan produksi ganyong antara lain tahan ditempat teduh, tahan terhadap kekeringan, dan efisiensi dalam penggunaan air serta tahan terhadap hama dan penyakit dalam tanamannya.
Klasifikasi taksonomi dari tanaman ganyong adalah sebagai berikut (Yuwono, 2015):
Divisi              : Spermatophyte
Sub divisi       : Angiospermae
Kelas               : Monocotyledone
Bangsa            : Zingiberales
Suku                : Cannanneae
Marga              : Canna
Jenis                : Canna edulis Ker.
Tanaman ganyong dapat diperbanyak secara generatif dan vegetatif. Secara generatif yaitu dengan menggunakan bijinya, namun sangat jarang dilakukan petani kecuali oleh peneliti, dimana jumlah bijinya relatif sedikit dan umur lebih lama. Perbanyakan yang dilakukan petani adalah dengan vegetatif yang menggunakan umbi berukuran sedang dengan tunas 1-2 (Putri, 2013).
Tanaman ganyong di Indonesia terdapat dua jenis yaitu ganyong merah dan ganyong putih yang mempunyai ciri khas masing-masing.  Ganyong merah ditandai dengan warna batang, daun dan pelepahnya yang berwarna merah atau ungu.  Sedangkan pada ganyong yang putih warna batang, daun dan pelepahnya berwarna hijau serta sisik rimpangnya berwarna kecokelatan. Ganyong merah memiliki batang yang lebih besar, agak tahan terhadap sinar matahari dan sulit menghasilkan biji serta tahan kekeringan. Hasil rimpang basah lebih besar tapi kadar patinya rendah. Ganyong putih memiliki batang yang pendek dan kecil, kurang tahan terhadap sinar matahari namun tetap tahan terhadap kekeringan, ganyong putih juga menghasilkan lebih banyak biji. Hasil rimpang basah lebih sedikit, namun kadar patinya lebih tinggi (Nuryadin, 2008).

D.       Bahan dan Alat
1.          Alat
a.       Cangkul
b.      Gembor
c.       Label
d.      Patok
2.         Bahan
a.         Bibit ganyong merah dan putih
b.         Pupuk Kandang sapi
c.         Pupuk organik cair

E.     Metode Kerja
1.         Menyiapkan lahan untuk menanam ganyong dengan tinggi  30  cm dan lebar 40 cm dengan cara menggemburkan tanah dengan menggunakan cangkul dan mencampur tanah tersebut dengan pupuk kandang.
2.         Membuat media tanam berbentuk guludan.
3.         Membuat lubang tanam kedalaman 15 cm untuk menanam ganyong, jarak antar lubang tanam selebar 60 cm.
4.         Memasukkan ganyong kedalam lubang tanam dengan arah mata tunas mengarah keatas dan menimbunnya dengan tanah.
5.         Memberi label atau nama kelompok pada guludan.
6.         Melakukan pemeliharaan tanaman meliputi:
a.   Pemupukan, melakukan pemupukan setelah tanam. Menambahkan pupuk urea pada sela-sela antar tanaman dan menutupnya dengan tanah.
b.   Penyiangan, gulma dicabut menggunakan cara manual atau siang tangan.
c.   Penyiraman, menyiram tanah pada guludan sampai menjadi lembab.

F.     Hasil pengamatan dan Pembahasan
 Tabel 6  Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Ganyong

Ganyong Merah
Rata-rata
Ganyong Putih
Rata-rata
Tan.1
Tan.2
Tan.3
Tan.1
Tan.2
Tan.3
Jumlah anakan
-
1
-
1
-
-
-
-
Tinggi tanaman
34
31
30
31,6
28
18
24
23,33
Jumlah daun
4
4
3
3,6
2
3
2
2,33

Dari hasil praktikum budidaya tanaman ganyong diketahui rata-rata jumlah anakan pada ganyong merah 1 dan jumlah anakan ganyong putih tidak tumbuh, rata-rata pada parameter tinggi tanaman ganyong merah 31,6 dan ganyong putih 23,33 dan rata-rata jumlah daun pada tanaman ganyong merah 3,6 dan ganyong putih 2,33. Hal ini menunjukan bahwa sampel yang paling baik yaitu ganyong merah dapat dilihat dari laju pertumbuhan yang lebih baik dari ganyong putih. Terlihat dari segi tinggi tanaman dan jumlah daun ganyong merah lebih baik dari ganyong putih dengan kenaikan yang tidak terlalu berbeda. Pada awal pertumbuhan, sampel bibit ganyong merah dan gayong putih yang ditanam ditempat yang sama dapat tumbuh. Namun, beberapa waktu setelah tanam ganyong merah menunjukan keunggulanya ketimbang ganyong putih dengan ditunjukannya lebih besar dan tingginya batang ganyong merah dari ganyong putih yang memiliki batang yang lebih pendek.  Hal ini dapat terjadi karena perbedaan faktor genetik masing-masing bibit, kurangnya penyerapan unsur hara dan dapat dipengaruhi dari faktor eksternal seperti iklim dan cuaca yang kurang sesuai dilingkungan sekitar.
Data diatas sesuai dengan teori bahwa ganyong merah memiliki batang yang lebih besar, tahan terhadap sinar dan tahan kekeringan, sulit menghasilkan biji, menghasilkan umbi yang besar tapi kadar pati yang rendah sedangkan ganyong putih memiliki batang yang lebih kecil dan pendek, kurang tahan terhadap sinar dan kering tanaman ganyong putih biasanya ditanam  di dataran tinggi  dan menyebabkan  pertumbuhan ganyong putih tidak  maksimal pada praktikum kemarin yang ditanam  didataran rendah.
G.       Kesimpulan
Dari praktikum budidaya ganyong secara organik ini maka dapat disimpulkan bahwa budidaya ganyong dilakukan di atas guludan dengan media tanah dicampurkan dengan pupuk kandang sapi yang dilakukan dengan cara menanam tunas dengan arah mata tunas menghadap ke atas. Dari praktikum ini juga dapat diketahui bahwa pertumbuhan ganyong merah lebih optimal dibandingkan dengan ganyong putih.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar