BAB VII
BUDIDAYA TANAMAN KACANG
HIJAU SECARA MONOKULTUR
A.
Waktu
Pelaksanaan Praktikum
Hari : Selasa
Tanggal : 28
Februari 2017
Waktu :
pukul 10.00 WIB s.d selesai
Tempat : Kebun Percobaan Wedomartani, Ngemplak,
Sleman,Yogyakarta.
B.
Tujuan
Mempelajari cara budidaya tanaman Kacang Hijau secara monokultur
C.
Pendahuluan
1.
Latar Belakang
Manfaat kacang hijau sebagai makanan rakyat sangat
penting, karena jenis kacang ini banyak mengandung vitamin terutama vitamin B1.
Zat ini sangat diperlukan karena merupakan tambahan berharga bagi makanan
rakyat yang relatif kurang vitamin. Di samping sebagai bahan makanan manusia,
kacang ini dapat digunakan sebagai makanan ternak. Dari beberapa segi inilah
terasa pentingnya mempopulerkan tanaman kacang hijau yang mempunyai potensi
besar ini (Purwono, 2008).
Mengacu kepada patokan pola pangan harapan (PPH)
tahun 2000, konsumsi kacang-kacangan untuk penduduk Indonesia rata-rata 35,88
g/kapita/hari. Data World Bank, World Development Report (1993) memperkirakan jumlah
penduduk Indonesia pada tahun 2000 mencapai 209 juta jiwa sehingga ketersediaan
produksi kacangan diperlukan sebanyak 2.699,6 miliar ton. Usaha mencakupi
kebutuhan kacang-kacangan di dalam negeri ditempuh, antara lain, dengan program
swasembada kacang hijau (Rukmana, 2004).
Dalam pembangunan jangka panjang (PJP) II,
khususnya pelita VI, pemerintah memprogramkan pembangunan subsector pertanian
tanaman pangan dan hortikultura, antara lain mengancang system “sentrum
produksi palawija”. Peningkatan produksi palawija, terutama kacang-kacangan,
berperan penting dalam mendukung pemantapan swasembada pangan. Permintaan
produksi kacang-kacangan pada masa mendatang diperkirakan meningkat terus
sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan perbaikan gizi masyarakat
(Cahyono, 2010).
Kacang
hijau (Phaseolus radiatus) menduduki tempat ketiga dari tanaman
kacang-kacangan di Indonesia, setelah kedelai dan kacang tanah. Tanaman ini di
kenal sebagai salah satu tanaman leguminosae yang cukup penting. Sampai saat
ini perhatian masyarakat terhadap kacang hijau ini masih kurang. Kurangnya
perhatian ini diantaranya disebabkan oleh hasil yang tercapai per Ha masih
rendah, di samping itu panen kacang ini harus dikerjakan beberapa kali
(Fachruddin, 2007).
Kacang hijau memiliki kelebihan dibandingkan
dengan jenis kacang lain seperti kacang tanah dan kacang kedelai dari sisi
agronomi dan ekonomi. Dari sisi agronomi, kacang hijau termasuk jenis tanaman
yang tahan kekeringan dan dapat tumbuh pada tanah yang kurang subur. Artinya, kacang
hijau mampu hidup dan berbuah didaerah kering. Kacang hijau juga tahan terhadap
hama dan penyakit (Soeprapto, 1989).
2.
Tinjauan Pustaka
Perakaran tanaman kacang hijau tersusun atas akar
tunggang, akar serabut, dan akar lateral. Akar tunggang merupakan akar primer
yang tumbuh paling awal dari benih yang tumbuh. Akar tunggang tumbuh ke pusat
bumi mencapai kedalaman 1m lebih. Akar lateral merupakan akar sekunder atau
cabang-cabang akar yang tumbuh pada akar primer. Akar sekunder ini tumbuh
tersebar menyamping (horizontal) dekat dengan permukaan tanah dengan lebar
mencapai 40 cm lebih. Akar serabut merupakan akar-akar rambut yang tumbuh pada
akar lateral (Cahyono, 2010).
Tanaman kacang hijau berakar tunggang.
Sistem perakarannya dibagi menjadi dua, yaitu mesophytes danxerophytes.
Mesophytes mempunyai banyak cabang akar pada permukaan tanah dan tipe
pertumbuhannya menyebar. Sementara xerophytes memiliki akar cabang
lebih sedikit dan memanjang kea rah bawah (Wirda, 2011).
Batang kacang hijau berbentuk bulat
dan berbuku-buku. Ukuran batangnya kecil, berbulu, berwarna hijau kecokelatan
atau kemerahan. Setiap buku batang menghasilkan satu tangkai daun, kecuali pada
daun pertama berupa sepasang daun yang berhadapan dan masing-masing daun berupa
daun tunggal. Batang kacang hijau tumbuh tegak dengan ketinggian mencapai 1m.
cabangnya menyebar ke semua arah (Purwono, 2008).
Daun kacang hijau tumbuh majemuk, terdiri
dari tiga helai anak daun setiap tangkai. Helai daun berbentuk oval dengan
bagian ujung lancip dan berwarna hijau muda hingga hijau tua. Letak daun
berseling. Tangkai daun lebih panjang daripada daunnya sendiri (Purwono, 2008).
Bunga tanaman kacang hijau berbentuk
menyerupai kupu-kupu dengan mahkota bunga berwarna kuning keabu-abuan atau
kuning muda, tergantung varietasnnya. Bunga ini termasuk bunga sempurna atau
berkelamin dua (hermaphrodit), yaitu setiap bunga terdapat benang sari
(sel kelamin jantan) dan kepala putik (sel kelamin betina). Bunga bersifat
bilateral simetri (zygomorphus). Bunga tanaman kacang hijau tumbuh secara
berkelompok dan muncul pada setiap ketiak daun (ruas-ruas batang) (Cahyono,
2010).
Buah kacang hijau berbentuk polong. Panjang
polong sekitar 5-16 cm. Setiap polong berisi 10-15 biji. Polong kacang hijau
berbentuk bulat silindris atau pipih dengan ujung agak runcing atau tumpul.
Polong muda berwarna hijau, setelah tua berubah menjadi kecokelatan atau
kehitaman. Polongnya mempunyai rambut-rambut pendek atau berbulu (Purwono,
2008).
Biji berbentuk bulat kecil berwarna hijau
sampai hijau gelap. Warna tersebut merupakan warna dari kulit bijinya. Biji
kacang hijau berkeping dua dan terbungkus oleh kulit, keeping biji, pusar biji
(hilium), dan embrio yang terletak diantara keeping pusar biji atau hilum
merupakan jaringan bekas biji melekat pada dinding buah. Keping biji mengandung
makanan yang akan digunakan sebagai makanan untuk calon tanaman yang sedang
tumbuh (Dodik, 2012).
Iklim secara langsung berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman dan hasil panen. Iklim juga berpengaruh terhadap
perkembangan mikroba (patogen) dan hama yang mengganggu pertumbuhan tanaman.
Suhu udara yang cocok untuk pertumbuhan tanaman kacang hijau berkisar antara
25oC-27oC. Akan tetapi tanaman kacang hijau masih bisa tumbuh baik pada suhu
udara hingga 35oC dan dibawah 25oC hingga 20oC (Cahyono, 2010).
D.
Bahan
dan Alat
1.
Alat
|
a.
Cangkul
b.
Gembor
|
c.
Label
d.
Patok
|
2.
Bahan
|
a. Benih kacang
hijau
|
b. Pupuk Kandang sapi
|
c. Pupuk
Urea, SP36, KCL
|
d. Pestisida
e. Fungisida
|
E.
Metode Kerja
1.
Mengolah tanah kering dengan cara di cangkul supaya dapat diratakan,
kemudian mencampur pupuk kandang dan membuat bendengan dengan ukuran 150 cm x
200 cm
2.
Membuat lubang tanaman dengan tugal dengan kedalaman 4 cm.
3.
Melakukan inokulasi bakteri pada lahan yang belum pernah ditanam kacang sebelumnya.
Caranya, yakni benih kacang hijau dibasahi dengan air secukupnya lalu dicampur
secara merata dengan legin 10 gram dan sedikit dibasahi. Dianginkan selama 1-4
jam, kemudian segera ditanam.
4.
Memasukan
benih pada lubang tanam, setiap lubang diisi dengan 2 butir benih dengan jarak
tanam 25 cm x 25 cm diikuti dengan memberikan pupuk pada lubang di sekitar
lubang tanam dengan jarak kurang lebih 5-7 cm melingkar di sekitar tanaman,
lalu ditutup dengan tanah.
5.
Melakukan pemeliharaan tanaman,
pengairan, penyulaman saat 17 hari setelah tanam, penyiangan,pengendalian hama
penyakit, serta pemupukan.pemupuksn dilakukan dua kali , yaitu pada saat tanam dan
menjelang tanaman berbunga atau pada saat tanaman berumur satu bulan. Dosis pupuk yang
diberikanadalah 20-100 kg urea per hektar, 100 kg TSP per hektar, dan 50-75 kg
KCl per hektar.
6.
Mengamati pertumbuhan tanaman pada saat panen pada umur 58-85 hari
yang meliputi tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah bunga, jumlah polong, dan lain-lain.
F.
Hasil
dan Pembahasan
1.
Pengamatan Pertumbuhan
Tanaman Kacang Hijau
Tabel 7.1 Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau
Parameter
|
Sampel
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|
Jumlah polong
|
18
|
19
|
20
|
5
|
8
|
Rata-rata jumlah polong
|
14
|
||||
Jumlah Daun
|
23
|
25
|
31
|
12
|
18
|
Rata-rata jumlah daun
|
21,8
|
||||
Berat basah (gram)
|
100
|
150
|
50
|
50
|
50
|
Rata-rata
berat basah (gram)
|
80
|
||||
Berat kering (gram)
|
23
|
63
|
39
|
7
|
8
|
Rata-rata Berat kering (gram)
|
28
|
||||
Kadar air ( % )
|
77
|
58
|
22
|
86
|
84
|
Rata-rata
kadar air ( %)
|
65,4
|
||||
Berat 100 butir (gram)
|
7,7
|
||||
Presentase Hidup (%)
|
92,19
|
2. Perhitungan
kadar air tanaman kacang hijau
a. Sampel
1 =
x 100%
=
x 100%
= 77 %
b. Sampel
2 =
x 100%
=
x 100%
= 58 %
c. Sampel
3 =
x 100%
=
x 100%
= 22 %
d. Sampel
4 =
x 100%
=
x 100%
= 86 %
e. Sampel
5 =
x 100%
=
x 100%
= 84 %
Dari hasil pengamatan praktikum budidaya tanaman kacang hijau secara
monokultur didapati data jumlah polong dengan rata-rata 14 polong , pada jumlah
daun dengan rata-rata 21,8 daun, berat basah dengan rata-rata berat sebesar 80
gram dan pada berat dengan rata-rata sebesar 28 gram , berat 100 butir kacang
tanah ialah 7,7 gram dan dengan presentase hidup seluruh tanaman sebesar 92,19
% dan hasil pengamatan kadar air tanaman kacang
hijau sebesar 65,4 %
Berdasarkan data hasil pengamatan, kacang hijau dapat
menghasilkan jumlah polong, jumlah daun, serta persentase hidup yang baik. Hal
ini dapat dilihat dari pertumbuhan tanaman kacang hijau berdasarkan jumlah polong, jumlah daun, dan
persentase hidupnya yang tinggi. Dalam pertumbuhannya kacang hijau mendapat intensitas
cahaya matahari yang cukup. Karena jika kacang hijau terlalu terkena sinar
matahari tanaman kacang hijau dapat layu atau mati. Pertumbuhan yang lambat dan adanya tanaman yang mati disebabkan
beberapa faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal
dipengaruhi benih yang kurang bagus ataupun benih yang terlalu kering dan pada
faktor eksternal seperti tidak sesuainya
iklim dan cuaca di lingkungan
sekitar yang mempengaruhi pertumbuhan dan kurangnya perawatan seperti penyiraman dan pemberian
pupuk yang kurang sesuai yang menyebabkan pertumbuhan setiap tanaman
berbeda-beda dan kurang maksimum.
G.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil praktikum budidaya kacang hijau secara monokultur diatas dapat
disimpulkan bahwa teknik budidaya monokultur dengan cara mengolah tanah kering dengan cara di cangkul
supaya dapat diratakan, kemudian mencampur pupuk kandang sapi dan membuat
bendengansetelah itu membuat lubang tanaman dengan tugal lalu memasukan
benih pada lubang tanam, setiap lubang diisi dengan 2 butir benih
diikuti dengan memberikan pupuk pada lubang di
sekitar lubang tanam dengan jarak kurang lebih 5-7 cm melingkar di sekitar
tanaman, lalu ditutup dengan tanah langkah terakhir yaitu melakukan
pemeliharaan tanaman.